وَوَصَّيْنَا
الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ
وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ
الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا
تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ . الاحقاف
15
Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya
Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang
saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya
Aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
وَصَّيْنَا
الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِن جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا
كُنتُمْ تَعْمَلُونَ. العنكبوت 8
Dan kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan.
وَاعْبُدُواْ
اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا. النساء
36
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu
sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.
قُلْ
تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُواْ بِهِ
شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلاَدَكُم مِّنْ
إمْلاَقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُواْ الْفَوَاحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُواْ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ
إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ. الانعام
151
Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Karena takut
kemiskinan, kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya
maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu
yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
وَإِذْ
أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللَّهَ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ
وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسْناً وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ ثُمَّ
تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنكُمْ وَأَنتُم مِّعْرِضُونَ. البقرة
83
Dan
(ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian
kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu
selalu berpaling.
وَوَصَّيْنَا
الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ. لقمان
14
Dan kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya;
ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
قَضَى
رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ
أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا. الإسراء 23
Dan Tuhanmu
Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم
قَالَ : رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ
الْوَالِدِ.رواه الترمذي
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amr. ia
berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada
keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ
أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ
أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ . رواه البخاري
Artinya:
dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak
aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”.
Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa? Rasulullah menjawab: “
Bapakmu!”
قَالَ
عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُودٍ ، رضي الله عنه ، سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى
مِيقَاتِهَا قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ :
ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ.رواه البخاري
Artinya:
“ berkata
Abdullah bin
Mas’ud r.a. : “ Saya bertanya kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai
oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab: “ shalat pada waktunya. “ saya bertanya
lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang tua.
“ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di
jalan Allah.”
عَنِ
الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ الأُمَّهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ
وَمَنَعَ وَهَاتِ وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
وَإِضَاعَةَ الْمَالِ. رواه البخاري
Artinya:
dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a.
ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian
durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur
hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara,
banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.”
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللهِ صلى
الله عليه وسلم
: إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قِيلَ
يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ يَسُبُّ
الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أَمَّهُ. رواه البخاري
Artinya:
“ dari Abdullah bin ‘amr r.a. ia
berkata, Rasulullah Saw telah bersabda: “ diantara dosa-dosa besar yaitu
seseorang memaki kedua orang tuanya. “ para sahabat bertanya: “ Wahai
Rasulullah, apakah ada seseorang yang memaki kedua orang tuanya?” Beliau
menjawab: “ Ya, apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu
membalas memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki
ibunya.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « لاَ يَجْزِى
وَلَدٌ وَالِدًا إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ ».رواه
مسلم
Artinya : Sahabat Abi
Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Seorang anak
belum dikatakan berbakti kepada kedua orangtua, kecuali kalau dia menemukan
orangtuanya menjadi budak kemudian membeli dan memerdekakannya."
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو
بْنِ الْعَاصِ قَالَ أَقْبَلَ رَجُلٌ إِلَى نَبِىِّ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم
فَقَالَ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ أَبْتَغِى الأَجْرَ مِنَ
اللَّهِ. قَالَ « فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ حَىٌّ ». قَالَ نَعَمْ بَلْ
كِلاَهُمَا. قَالَ « فَتَبْتَغِى الأَجْرَ مِنَ اللَّهِ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ «
فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا ».مسلم
Artinya : bahwasanya
Abdalloh bin 'Amr bin al-'Ash berkata : ada seorang lelaki datang menghadap
Rasulullah saw seraya berkata: "Ya Rasulallah, aku ingin berbaiat kepadamu
untuk berhijrah dan berjihad semata-mata mencari pahala dari sisi Allah."
Kemudian Rasulullah bertanya: "Adakah di antara kedua orangtuamu ada yang
masih hidup?" Jawabnya: "Ya, ada." Lalu Rasulullah bersabda:
"Kembalilah kepada orangtuamu dan berbuat baiklah kepadanya."
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم
: بَرُّوا آباءَكُمْ تَبَرُّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ ، وَعِفُّوا تَعِفُّ نِسَاؤُكُمْ .
رواه الطبراني
Artinya : dari Ibnu Umar ra
.ia berkata, bahwa Rasulullah" saw telah bersabda: "Berbaktilah
kepada orangtuamu, niscaya kelak anak-anakmu akan berbakti kepadamu, Dan
peliharalah kehormatan dirimu, niscaya istri-istrimu akan selalu memelihara
kehormatannya." (HR. Thabrani dengan sanad hasan).
عَنْ
أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَتْ قَدِمَتْ
عَلَيَّ أُمِّي وَهْيَ مُشْرِكَةٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صلى
الله عليه وسلم
فَاسْتَفْتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم
قُلْتُ { إِنَّ أُمِّي قَدِمَتْ } وَهْيَ رَاغِبَةٌ أَفَأَصِلُ أُمِّي قَالَ
نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ.رواه البخاري
Artinya : dari Asma' binti
Abu Bakar ra. ia berkata: Di zaman
Rasulullah pernah ibu datang kepadaku, padahal dia masih musyrik. Lalu aku
meminta fatwa kepada Rasulullah: "Ya Rasulallah, ibuku yang masih musyrik
datang kepadaku karena dia sangat mencintaiku. Adakah aku harus menyambung
nya?" Jawab Rasulullah: "Ya, kamu harus tetap menjaga tali
kekeluargaan dengan ibumu." (HR. Bukhari dan Muslim).
عَنْ أَبِى أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ
السَّاعِدِىِّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم
إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ
بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ «
نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا
مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا
وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».رواه ابو داود
Artinya : dari Abi Usaid
Malik bin Rabiah As-Sa'idiy ra. ia berkata: Pada suatu ketika kami duduk di
sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang seorang lelaki dari Bani Sal amah
menghadap beliau seraya berkata: "Ya Rasulullah, masih adakah kewajibah
berbakti kepada kedua orangtua setelah mereka meninggal''" Jawab
Rasulullah: "Ya, masih. Yakni dengan cara mensholati ketika meninggal,
memintakan ampunan kepadanya, melestarikan janji-janji yang telah dibuatnya,
menyambung tali kekeluargaan dengan sanak familinya, dan menyambung tali
persaudaraan dengan teman-teman karibnya sewaktu masih hidup." (HR. Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya)
عَنِ
الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ الأُمَّهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ
وَمَنَعَ وَهَاتِ وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
وَإِضَاعَةَ الْمَالِ.رواه البخاري
Artinya : dari Mughirah bin
Syu'bah ra. ia berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Sesungguhnya Allah
telah mengharamkan kepadamu berani kepada kedua orangtua, menanam hidup-hidup anak perempuan,
mencegah barang haq, berkata begini dan begitu yang tiada menentu, memperbanyak pertanyaan, dan menghambur-hamburkan
harta." (HR. Bukhari dan Muslim).
عَنْ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، رضي الله عنه ، قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ
الْكَبَائِرِ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ
وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ ، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلاَ وَقَوْلُ
الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ : لاَ يَسْكُتُ. رواه البخاري
Artinya : dari Abi Bakroh ra. ia berkata, bahwa Rasulullah
saw telah bersabda: "Bersediakah aku memberi khabar kepadamu tentang dosa
yang paling besar?" Lalu kami menjawab: "Ya Rasulallah, kami bersedia
menerimanya." Kemudian beliau bersabda: "Yakni menyekutukan Allah dan
berani kepada orangtua." Ketika Rasulullah bersabda demikian, beliau
sedang duduk bersandar. Lalu beliau bangkit, duduk tegak seraya bersabda:
"Dan berbicara bohong serta menjadi saksi palsu." Rasulullah
mengulangi sabdanya ini berkali-kali, sehingga aku menyangka bahwa beliau tidak
akan berhenti mengulangi sabda tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim).
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللهِ صلى
الله عليه وسلم
: إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قِيلَ
يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ يَسُبُّ
الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أَمَّهُ.رواه البخاري
Artinya : dari Abdillah bin Amr bin Ash ra. ia berkata,
bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Termasuk bagian dari dosa besar
adalah melaknat kepada orangtua." Para sahabat bertanya: "Ya
Rasulallah, adakah seseorag yang tega melaknat terhadap orang tuanya?"
Jawab Rasulullah: "Ya, ada. Yakni seseorang yang melakna kepada ayah orang
lain kemudian orang itu berbalik membalas kepada orangtuanya. Demikian pula
terhadap ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim).
عَنْ
عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ الْجُهَنِيِّ ، قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم
فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، شَهِدْتُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ،
وَأَنَّكَ رَسُولُ اللهِ ، وَصَلَّيْتُ الْخَمْسَ ، وَأَدَّيْتُ زَكَاةَ مَالِي ،
وَصُمْتُ شَهْرَ رَمَضَانَ . فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم
: مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا ، كَانَ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، هَكَذَا - وَنَصَبَ إِصْبَعَيْهِ - مَا لَمْ
يُعَقَّ وَالِدَيْهِ.رواه احمد
Artinya : dari Amr bin Murrah Al-Juhani ra. ia berkata: Ada
seorang lelaki datang menghadap Rasulullah saw seraya berkata: " Ya
Rasulullah, aku bersaksi tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan Allah, dan
sesungguhnya engkau adalah utusan Allah. Dan aku telah mengerjakan shalat lima
waktu, membayar zakat atas harta bendaku, dan melakukan puasa di bulan
Ramadhan. Bagaimanakah nasibku nanti?" Jawab Rasulullah: "Barangsiapa
meninggal dunia dalam keadaan sebagaimana diungkapkan di atas, maka pada hari
kiamat nanti dia akanberada di sisi para nabi, para
shidiqin, dan para syuhada'." Lalu Rasulullah mengacungkan jari tangannya
seraya bersabda: "Selagi orang itu tldak durhaka terhadap kedua
orangtuanya." (HR. Ahmad dan Thabrani dengan dua sanad, yang satu di
antaranya adalah shahih).
عَنْ
ثَوْبَانَ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
، قَالَ : ثَلاثَةٌ لا يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ : الشِّرْكُ بِاللَّهِ ،
وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ.رواه الطبراني
Artinya : dari Tsauban ra.
ia berkata, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Ada tiga perkara yang
menyebabkan amal seseorang tidak akan diterima di sisi Allah. Yakni
menyekutukan Allah, berani kepada kedua orangtua, dan melarikan diri dari
barisan perang." (HR. Thabrani).