Meminta Mati, Mengutuk Nafas yang Tersisa, BOLEHKAH? - sebuah kisah seseorang yg diuji kesabarannya dg cobaan penyakit kanker stadium akhir.
14 Februari
pukul 04.10 WIB
matanya terbuka, dia melirik ke seluruh ruangan, lalu terpejam lagi.
pukul 04.12 WIB
"nak, sudah waktunya solat subuh, solat ya, ibu bimbing". bisik ibunya pelan.
"ga, aku ga mau solat" jawabnya setengah membentak.
"kamu kok ngomong gitu, ga boleh nak dosa, istighfar atau baca lailahaillallah ya" pinta ibunya lembut.
"ga mau dzikir juga. kenapa pagi ini aku tidak mati saja sih?! kenapa aku masih hidup?!" lanjutnya kasar.
"astaughfirullahal 'adziim, ga boleh begitu. kamu harus sabar dg cobaan ini, kamu akan dapat pahala besar kalo bisa ikhlas dan sabar" kata ibunya.
"aku sdh bertahan 3 bulan ini, tak ada perkembangan yg baik, setiap hari semakin lemah dan sakit disekujur tubuh, mending aku mati saja.."
-------------------------------------------
Dari cuplikan perbincangan diatas bisa kita tarik hikmah, bahwa nafas yg masih ada di pagi hari oleh sebagian orang belum tentu dirasa sebagai nikmat dari Allah, malah dikufuri dan mengutuk hidupnya.
Padahal diwaktu yg bersamaan, banyak orang yg berdoa dan berusaha agar besok dia bisa melihat dunia, melihat langit, mendekap keluarganya, bernafas, menikmati hasil kerjanya, dll.
Lalu bolehkah meminta mati dan mengutuk nafas yg tersisa itu ?
Sebelum dijawab, mari kita renungkan beberapa riwayat berikut:
1) Bukankah segala sesuatu yg terjadi di alam semesta ini sudah ada qodarnya sejak 50.000 tahun sebelum alam semesta diciptakan ?
A) contoh, jatuhnya daun kering dr tangkainya ke tanah itu juga sdh ada qodarnya dari Allah, kapan daun itu akan jatuh, bagaimana gerak daunnya saat jatuh, posisi saat terjatuh, dsb.
Padahal ini urusan remeh, tapi Allah sdh menuliskan qodarnya 50.000 tahun sebelum alam semesta ini tercipta.
B) Allah jg telah mengqodar tempat akhirat bagi setiap diri manusia kelak, apakah dia akan bertempat di syurga atau di neraka.
Semua sudah tertulis di lauhil mahfudz sejak 50.000 tahun sebelum alam semesta diciptakan.
C) Apalagi dia yg sedang dicoba dg penyakit keras seperti saat ini, tentu ini adalah qodar dari Allah.
Apakah kita mengkufurinya dan mengutuk qodar Allah ?
Silakan pembaca jawab sendiri.
2) Tentu kita sdh tahu kisah Nabi Ayub AS, beliau dicoba dg penyakit borok selama puluhan tahun. Sekujur tubuhnya dipenuhi penyakit yg pedih, ulat-ulat borok yg tiap beliau mau solat ulatnya dipilih dan ditempatkan disuatu wadah, setelah solat ulat-ulat itu dimasukkan lagi ke lukanya.
Istrinya dan anak-anaknya meninggalkannya krn tak kuat mengurusnya.
Alhamdulillah nabi Ayub AS bisa sabar dan ridho dg cobaan ini, hingga Allah menyembuhkan penyakitnya dan istri+anaknya pun kembali lg.
Beliau tidak mengutuk penyakit yg diderita selama puluhan tahun, dan akhirnya dia diangkat derajatnya karna kesabarannya.
3) Lalu bagaimana hukum orang yg meminta mati ?
Di hadits Ibnu Majah jilid 3 ada bab yg menerangkan bahwa "dilarangnya" org meminta mati.
*amal sholih yg punya file haditsnya.
Tapi kalo kita berdoa supaya mati kita kelak "dipersaksikan" mati syahid, itu boleh.
Begini doanya:
"allahummar zuqna syahadatan fii sabilik(a)"
4) Kisah seorang Bani Isroil yg kaya raya dan rajin ibadah pd Allah. Saat itu iblis bilang pd Allah: "bagaimana dia tdk rajin ibadah lha wong dia kondisi kaya, semua serba punya. Coba dia miskin, pasti tdk akan mau ibadah padaMu Allah"
Lalu Allah kemudian mengujinya dg memiskinkan si rojul ini. Tapi dia tetap rajin ibadah. Hingga Allah mengutus Jibril utk menemuinya. Jibril menyerupai lelaki dan bertanya padanya: "kenapa kamu masih rajin ibadah pd Allah sedangkan sekarang kamu sdh miskin?" tanya Jibril. "Bagaimana sy tdk rajin ibadah wong sy jadi miskin begini adalah kehendak dan qodar Allah" jawabnya.
"kalo begitu sy doakan kamu utk dikembalikan keadaan kaya lagi" kata Jibril.
"tidak usah, sy miskin seperti ini adalah kehendak Allah, biarkan sy menerima qodarNYA" jawabnya.
Setelah beberapa waktu kemudian, iblis bilang lagi ke Allah: "dia masih rajin ibadah karna dia belum merasakan tuli"
akhirnya Allah mengujinya dg penyakit tuli. Tapi dia tetep rajin ibadah.
Iblis komporin lagi ke Allah: "coba kasi hilangkan tangan dan kakinya, pasti dia ga akan ibadah lagi"
Allah mengujinya lg dg penyakit kista hingga kedua tangan dan kakinya tak ada lagi. Tapi lagi2 dia masih rajin ibadah.
Hingga Jibril tak tega melihat kondisi si rojul ini dan mendatanginya lagi dg menyerupai lelaki lagi: "wahai rojul, kamu sekarang sdh miskin, buta, tuli, kedua tangan dan kaki jg sdh tak ada, aku akan mendoakanmu agar keadaanmu kembali seperti sedia kala. kamu cukup bilang aamiiin, saja" kata Jibril iba.
"tidak usah, sy saat ini sedang berusaha sabar dan ikhlas menjalani qodar dari Allah, mungkin dg ini sy bisa mendapat ridho dan rahmatNya utk masuk syurga kelak" jawab si rojul.
Lalu beberapa lama kemudian, Allah mengembalikan kekayaannya, penglihatannya, pendengaran, dan kedua tangan serta kakinya seperti dulu.
Sungguh luar biasa kesabaran si rojul ini dalam menghadapi cobaan berat dr Allah dan dia tak mengendurkan ibadahnya meski menjalani qodar jelek yg luar biasa.
5) Dalam sebuah hadits qudsii dijelaskan:
"jika kalian tak mau mensyukuri nikmatku (Allah), tak mau sabar atas qodarku, dan tak mau menyembahku, maka keluarlah kalian dari bumiku dan carilah Tuhan selainku"
Luar biasa ancaman dr Allah ini.
Lur, memang berat bersabar dikala menghadapi cobaan jelek itu.
Tak mudah memang kita bisa ibadah pol-polan disaat kita sedang dalam keadaan terpuruk.
Tapi memang kita tak pantas dan tak boleh meminta mati, tak boleh mengutuk cobaan yg datang, murka pd Allah dan melupakan kewajiban ibadah, menolak berdzikir, dll.
Bersabarlah, karna dibalik sabar itu ada rahmat dan pembalasan besar.
Semoga tak ada lagi jamaah yg terkena cobaan berat melakukan seperti percakapan diatas, yaitu Meminta Mati dan Mengutuk Nafas Tersisa,
آمِينْ...آمِينْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن