Petuah orang bijak; “Malu bertanya sesat di jalan” meyiratkan makna bahwa agar kita tidak segan untuk menanyakan sesuatu yang kita tidak tahu, agar kita tidak salah dalam memahami atau melakukan sesuatu dan tidak menjadi orang yang merugi.
Namun kadang-kadang kita menjumpai nasehat yang seolah-olah “kontradiksi”, di satu kesempatan ada yang memberi nasehat; Kalau ada yang belum jelas silahkan bertanya jangan malu-malu, namun di kesempatan lain ada yang nasehat dengan tegas; Jangan banyak bertanya sebab itu ciri-ciri orang Bani Israil dan termasuk 3 perkara yang dibenci oleh Allah !
Lalu …, mana yang benar; Bertanya, atau .... Diam saja ???
Untuk menjawab pertanyaan tersebut baiknya kita kenal dahulu jenis-jenis pertanyaaan;
1. Bertanya karena ingin tahu. Ini adalah jenis pertanyaan yang bukan hanya boleh tapi wajib kita lakukan; kalau memang belum tahu/faham maka jangan segan-segan untuk bertanya, hal ini sesuai dg firman Allah;
فَاسْأَلُوا أَهْل الذِّكْر إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah pada orang yang mempunyai peringatan (ahli ilmu) jika kalian tidak tahu. QS. An-Nahl : 43. dan Al-Anbiya’ : 7.
Sabda Nabi S.A.W :
أَلاَ سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ
Mengapa mereka tidak mau bertanya ketika tidak tahu ? maka sesungguhnya obatnya kebodohan (hanyalah) bertanya. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad.
2. Bertanya karena dengan tujuan berbagi ilmu pada orang lain
Biasanya dilakukan oleh orang “Alim” yang mengikuti suatu majelis ilmu dia melihat bahwa banyak orang yang belum faham atas beberapa perkara akan tetapi mereka malu atau segan bertanya kepada sang guru, maka si Alim berinsiatif untuk bertanya “mewakili” teman2nya yg belum faham, hal ini pernah terjadi di zaman Rasulullah S.A.W beliau pada suatu hari didatangi seorang lelaki yang asing (tidak ada seorangpun dari sahabat yg mengenalnya), dia bertanya kepada Rasulullah tentang 4 pertanyaan; apakah arti Islam, Iman, Ihsan dan Qiyamat, setelah semuanya dijawab oleh Rasulullah S.A.W lelaki itu pun pergi, kemudian beliau memberi tahu kepada para sahabat; Dia (yang bertanya) adalah Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan (ilmu) agama pada kalian. HR. Al-Bukhari : Kitab Al-Iman
3. Bertanya karena ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih tahu daripada yang ditanya. Ini adalah pertanyaannya orang yang sombong yang telah melanggar etika atau adab orang mencari ilmu.
4. Bertanya karena ingin merubah hukum. Ini adalah jenis pertanyaan yang 100% tipikal “Bani Israil” dan yang dilarang oleh Allah serta Rasulullah S.A.W pertanyaan seperti ini sangat bervariasi, ada yang karena menganggap terlalu ringan kemudian ditanyakan lagi sampai akhirnya peraturan/perintah berubah yang haram-menjadi halal dan sebaliknya, atau yg ringan menjadi berat, seperti kisah Bani Israil ketika diperintah memotong sapi betina (lihat QS. Al-Baqarah : 67-73.)
Kesimpulan :
- Pertanyaan nomer 1 dan 2 itu jenis pertanyaan yang diperbolehkan bahkan “wajib” hukumnya.
- Sedangkan pertanyaan jenis nomer 3 dan 4 haram hukumnya dalam hal ini Allah dan Rasul telah memberi peringatan keras;
يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاء إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُم
Wahai orang2 yg beriman janganlah kalian bertanya dari perkara-perkara yang jika diterangkan (jawabannya) maka akan membertakan kepada kalian. QS. A-Maidah : 101
أَعْظَم الْمُسْلِمِينَ فِي الْمُسْلِمِينَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْء لَمْ يُحَرَّم فَحُرِّمَ عَلَى النَّاسِ مِنْ أَجْل مَسْأَلَته
Orang-orang Islam yang paling besar dosanya adalah orang yang bertanya tentang sesuatu yang tidak diharamkan, (akhirnya) diharamkan gara-gara pertanyaannya. HR. Abu Dawud : K. Sunnah
- Bertanya pun ada aturannya, Nabi Nuh alaihis salam pernah ditegur oleh Allah gara-gara “menanyakan” sesuatu yang tidak berlandaskan ilmu, yaitu mempertanyakan; kenapa anak “semata wayang” yang sangat dicintainya termasuk orang yang ditelan badai (lihat QS. Hud : 45-47).
Jadi ….., Jangan takut bertanya selama anda memang belum faham karena hanya dengan bertanyalah anda akan menjadi faham, dan yakinlah bahwa anda akan mendapat pahala serta manfaat yang banyak sebab pertanyaan anda.
Tapi…., Takutlah bertanya jika niat anda sudah tidak “jujur” misalnya hanya karena ingin pamer, atau menjatuhkan wibawa guru yang ditanya, atau ingin merubah hukum “yang halal menjadi haram dan sebaliknya”.
SELAMAT BERTANYA